Kisah Kiyai Barseso dan Bal'am: Peringatan Keras bagi Ahli Ibadah
Dalam khazanah literatur Islam klasik, terdapat dua kisah yang sangat menggetarkan hati setiap orang yang mendengarnya. Kisah-kisah ini begitu terkenal hingga sering dijadikan materi pengajaran di pesantren-pesantren, khususnya ketika membahas tentang bahaya kesombongan spiritual dan tipu daya setan. Keduanya berkisah tentang orang-orang yang sangat alim, tekun beribadah puluhan bahkan ratusan tahun, namun akhirnya jatuh dalam kesesatan yang mengerikan. Mereka adalah Kiyai Barseso dan Bal'am bin Ba'ura.
Mengenal Kitab Durratun Nasihin
Kisah Barseso tercatat dalam kitab klasik berjudul Durratun Nasihin (دُرَّةُ النَّاصِحِينَ) karya Syekh Usman bin Hasan bin Ahmad al-Khubawi asy-Syafi'i al-Makki, seorang ulama dari Mekah yang hidup pada abad ke-17 Masehi. Kitab ini merupakan kumpulan nasihat-nasihat agama dan akhlak Islam yang ditulis dengan gaya yang lugas dan mudah dipahami.
Kitab Durratun Nasihin membahas berbagai topik penting dalam kehidupan Muslim, mulai dari adab menuntut ilmu, akhlak terpuji, peringatan tentang dosa-dosa, keutamaan ibadah, hingga nasihat tentang kehidupan dunia dan akhirat. Salah satu bab yang paling berkesan adalah bab tentang khamr (minuman keras), dan di sinilah kisah Kiyai Barseso ditempatkan sebagai peringatan keras tentang bahaya minuman memabukkan.
Kisah Kiyai Barseso: Kejatuhan Seorang Ahli Ibadah
Kiyai Barseso adalah seorang ahli ibadah yang sangat masyhur. Menurut riwayat, ia beribadah selama 220 tahun tanpa pernah bermaksiat kepada Allah. Ada versi lain yang menyebutkan 70 tahun. Yang pasti, ia memiliki sekitar 60.000 santri atau murid yang belajar kepadanya. Bayangkan, seorang ulama besar dengan reputasi sempurna selama ratusan tahun!
Tipu Daya Iblis yang Sangat Halus
Namun iblis tidak pernah menyerah. Ia datang menyamar sebagai orang saleh dan menjadi murid Barseso. Dengan kesabaran luar biasa dan tipu daya yang sangat halus, iblis mulai membisikkan godaan kepada Barseso. Bukan godaan kasar, melainkan dengan logika yang tampak "masuk akal".
Iblis berkata kepada Barseso: "Guru, engkau telah beribadah begitu lama tanpa pernah berbuat dosa. Tidakkah engkau ingin merasakan manisnya taubat? Bagaimana bisa seseorang merasakan ampunan Allah jika ia tidak pernah berbuat dosa?"
Inilah awal dari kehancuran. Logika yang terdengar "spiritual" namun sebenarnya adalah jebakan maut. Iblis kemudian menyarankan Barseso untuk mencoba minum khamr, dengan alasan itu adalah dosa paling ringan dan tidak merugikan orang lain.
Dari Khamr Menuju Kehancuran Total
Barseso akhirnya tergoda. Ia minum khamr dan mabuk hingga hilang akal sehatnya. Dalam keadaan mabuk inilah terjadi rangkaian dosa besar yang menghancurkan seluruh ibadahnya:
- Ia memperkosa perempuan penjual minuman tersebut
- Ketika suami perempuan itu melihat kejadian tersebut, Barseso membunuhnya
- Ia dihukum dengan 80 jilidan karena minum khamr
- 100 jilidan karena zina
- Dan akhirnya disalib karena membunuh
Di saat-saat terakhir hidupnya, iblis kembali datang. Kali ini ia menawarkan "pertolongan" dengan syarat Barseso harus bersujud kepadanya. Dalam keputusasaan, Barseso menerima tawaran itu. Ia bersujud kepada iblis, kufur kepada Allah, dan meninggal tanpa iman. Dua ratus dua puluh tahun ibadah musnah dalam sekejap.
Mengapa Kisah Ini Ditempatkan dalam Bab Khamr?
Pertanyaan penting yang perlu dipahami: mengapa kisah ini ditempatkan dalam bab tentang khamr, bukan dalam bab tentang kesombongan atau dosa-dosa besar lainnya?
Jawabannya adalah karena fokus utama pengarang adalah menunjukkan bahaya khamr sebagai "induk segala kejahatan" (ummul khabā'its). Lihat bagaimana satu teguk khamr menghancurkan 220 tahun ibadah. Urutan dosanya sangat jelas: minum khamr → mabuk → hilang akal → zina → pembunuhan → kufur.
Khamr adalah pintu gerbang menuju kehancuran karena ia menghilangkan akal, dan akal adalah benteng terakhir manusia dari perbuatan dosa. Tanpa akal yang jernih, manusia tidak bisa membedakan baik dan buruk, halal dan haram. Semua dosa besar yang dilakukan Barseso terjadi karena akalnya telah hilang akibat mabuk.
Pesan yang ingin disampaikan sangat tegas: jika orang sealim Barseso saja bisa hancur karena khamr, apalagi kita? Tidak ada yang "kebal" dari bahaya minuman keras. Jauhi khamr sekeras-kerasnya, karena ia adalah pintu menuju kehancuran total.
Kisah Bal'am bin Ba'ura: Orang Alim yang Jatuh karena Cinta Dunia
Berbeda dengan Barseso, Bal'am bin Ba'ura adalah tokoh yang hidup pada zaman Nabi Musa AS, sekitar 3000 tahun yang lalu. Kisahnya bahkan disebutkan secara tersirat dalam Al-Qur'an, tepatnya dalam Surah Al-A'raf ayat 175-176.
Bal'am adalah seorang alim besar yang sangat berilmu. Konon, ia mengetahui Isimul A'dzam, yaitu nama Allah yang paling agung, yang jika digunakan dalam doa pasti akan dikabulkan. Dengan ilmu setinggi itu, seharusnya ia adalah orang yang paling dekat dengan Allah.
Godaan Harta dan Kedudukan
Ketika Nabi Musa memimpin Bani Israil, ada seorang raja yang memusuhi mereka. Raja tersebut datang kepada Bal'am dan meminta ia mendoakan kebinasaan Nabi Musa dan kaumnya. Sebagai imbalannya, ia ditawarkan harta berlimpah dan kedudukan tinggi.
Awalnya Bal'am menolak. Ia tahu ini salah. Namun godaan terus berdatangan. Harta yang ditawarkan semakin banyak, kedudukan semakin tinggi. Akhirnya, cinta dunia mengalahkan imannya. Bal'am menerima tawaran tersebut.
Yang terjadi sungguh mencengangkan. Ketika Bal'am mencoba mendoakan keburukan untuk Nabi Musa, doanya malah berbalik menjadi doa kebaikan untuk Nabi Musa dan doa keburukan untuk musuh-musuhnya. Allah membalikkan lisannya. Bal'am kehilangan semua ilmunya, kehilangan Isimul A'dzam, dan jatuh dalam kesesatan.
Perbedaan dan Persamaan Kedua Kisah
Meskipun sering disebut bersama, Barseso dan Bal'am adalah dua orang yang berbeda dengan kisah yang berbeda pula:
Perbedaan Utama:
- Bal'am hidup pada zaman Nabi Musa AS, disebutkan dalam Al-Qur'an, jatuh karena cinta dunia (harta dan kedudukan)
- Barseso hidup sebelum atau setelah Nabi Muhammad SAW (ada perbedaan riwayat), disebutkan dalam kitab hadits dan nasihat, jatuh karena tipu daya iblis yang dimulai dari khamr
Persamaan Keduanya:
- Sama-sama orang alim dan ahli ibadah yang sangat masyhur
- Sama-sama jatuh dalam kesesatan setelah sekian lama beribadah
- Sama-sama dijadikan kisah peringatan dalam literatur Islam
- Sama-sama mengajarkan: tidak ada jaminan keselamatan sampai ajal tiba
Hikmah yang Sangat Mendalam
Kisah-kisah ini memberikan pelajaran yang sangat penting bagi kita semua, khususnya bagi orang-orang yang menuntut ilmu agama atau rajin beribadah:
1. Tidak Ada yang Kebal dari Godaan
Jika orang sealim Bal'am (yang tahu Isimul A'dzam) dan Barseso (yang beribadah 220 tahun) bisa jatuh, maka kita semua sangat rentan. Ini bukan untuk membuat kita putus asa, tapi agar kita tidak pernah merasa aman dari tipu daya setan.
2. Iblis Sangat Sabar dan Licik
Iblis bisa menunggu puluhan, bahkan ratusan tahun untuk menemukan celah. Ia menyesuaikan tipu dayanya dengan level target. Untuk orang awam, ia gunakan godaan syahwat biasa. Untuk orang alim, ia gunakan logika yang tampak "masuk akal" atau "spiritual".
3. Satu Celah Kecil Bisa Fatal
Untuk Bal'am, celahnya adalah cinta dunia. Untuk Barseso, celahnya adalah merasa bisa "mencoba" dosa kecil. Celah kecil ini kemudian dieksploitasi habis-habisan oleh setan hingga menyebabkan kehancuran total.
4. Hidayah adalah Pemberian, Bukan Jaminan
Ketaatan kita hari ini bukan jaminan untuk besok. Iman di hati bisa hilang dalam sekejap jika Allah menghendaki. Makanya para ulama selalu mengingatkan pentingnya doa "tsabbitna 'alal haq" (teguhkan kami di atas kebenaran).
"Satu dosa yang dilakukan dengan rasa takut dan segera bertaubat, lebih baik daripada seribu ibadah yang dilakukan dengan rasa aman dan bangga."
Kisah Serupa Lainnya
Dalam literatur Islam, masih ada beberapa kisah serupa yang juga menjadi peringatan:
Kisah Juraij - Seorang ahli ibadah yang sangat tekun, namun memilih melanjutkan shalat sunnah daripada menjawab panggilan ibunya. Ia kemudian diuji dengan fitnah besar, dituduh menghamili seorang pelacur. Untungnya, Allah menyelamatkannya dengan karamah - bayi yang baru lahir itu berbicara membebaskan Juraij dari tuduhan. Perlu dicatat, Juraij bukan nabi, ia hanya orang saleh biasa yang mendapat karamah dari Allah.
Hadits tentang Tiga Golongan Pertama yang Masuk Neraka - Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan bahwa tiga golongan pertama yang akan dilemparkan ke neraka adalah: ulama yang mengajar bukan karena Allah tapi agar dipuji, dermawan yang bersedekah agar dipuji, dan mujahid yang berperang agar dipuji sebagai pemberani. Semua mereka adalah orang-orang yang secara lahiriah tampak saleh, namun niatnya rusak karena riya' (ingin dipuji manusia).
Penutup: Doa dan Kewaspadaan
Kisah Barseso dan Bal'am mengajarkan kita untuk selalu bergantung kepada Allah, tidak pada ibadah atau ilmu kita sendiri. Kita harus tetap rendah hati dan terus memohon perlindungan-Nya setiap saat.
Karena itulah para nabi dan orang saleh selalu berdoa memohon perlindungan hingga akhir hayat. Nabi Ibrahim berdoa: "Dan jauhkanlah aku dan anak cucuku dari menyembah berhala" (QS. Ibrahim: 35) - padahal beliau adalah nabi! Nabi Yusuf berdoa: "Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam" (QS. Yusuf: 101). Para salafus salih selalu was-was dan takut mati dalam keadaan kufur.
Kesimpulan akhir: Tidak ada jaminan keselamatan sampai nafas terakhir. Jangan pernah merasa aman dari tipu daya setan. Jauhi segala pintu kejahatan, terutama khamr yang merupakan induk segala kejahatan. Dan yang terpenting, terus berdoa kepada Allah agar ditetapkan dalam kebenaran hingga akhir hayat.
Wallahu a'lam bishawab. Semoga Allah senantiasa menjaga kita semua dari tipu daya setan dan memberikan husnul khatimah. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar