Langsung ke konten utama

Mengapa Argumen 'Allah Maha Pengasih' Tidak Bisa Jadi Alasan Meninggalkan Sholat

Ketika Rahmat Allah Dijadikan Alibi Meninggalkan Sholat

Ketika Rahmat Allah Dijadikan Alibi Meninggalkan Sholat

Ilustrasi visual tentang pentingnya memahami hubungan antara rahmat Allah dan kewajiban sholat dalam Islam

Pernah dengar orang bilang begini: "Allah kan Maha Pengasih dan Maha Penyayang, jadi gak papa lah kalau gue gak sholat?"

Atau yang lebih parah lagi: "Toh masuk surga itu bukan karena amal kita, tapi karena rahmat Allah. Jadi sholat atau gak sholat sama aja."

Nah, kalau kamu pernah dengar atau bahkan sempat mikir kayak gitu, artikel ini wajib kamu baca sampai habis. Karena di balik argumen yang kedengarannya "religius" itu, ada kesalahan logika yang bahaya banget!

Benarkah Allah yang Maha Pengasih Berarti Boleh Tidak Sholat?

Yuk kita bahas satu-satu. Pertama, soal argumen "Allah Maha Pengasih jadi boleh tidak sholat."

Setelah ditelusuri dari berbagai sumber Islam yang kredibel, jawabannya tegas: argumen ini SALAH BESAR.

Fakta dari Para Ulama:

  • Semua ulama sepakat bahwa meninggalkan sholat adalah dosa besar — bahkan lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta, berzina, mencuri, dan minum khamr.
  • Menurut Imam Ahmad bin Hanbal dan sebagian ulama, orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja karena malas dianggap kafir dan keluar dari Islam.
  • Menurut jumhur ulama (Imam Abu Hanifah, Malik, dan Syafi'i), minimal orang tersebut adalah fasik dan pelaku maksiat besar.

Ada hadits yang jelas menyebutkan: "Sesungguhnya pembatas antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat." (HR. Muslim)

Jadi bukan main-main kan? Ini bukan cuma soal "ah telat dikit gak papa" atau "skip sekali-kali". Ini soal batas antara iman dan kekufuran menurut sebagian ulama.

Lalu Kenapa Allah Bilang Dia Maha Pengasih?

Nah ini yang sering disalahpahami. Sifat Allah yang Maha Pengasih itu justru terbukti dengan Dia memberi kita panduan hidup yang jelas. Coba pikir pakai analogi sederhana:

Orang tua yang sayang sama anaknya, apakah dia akan biarin anaknya main api? Biarin anaknya gak sekolah? Biarin anaknya makan sembarangan?

Tentu tidak! Justru karena sayang, dia kasih aturan. Aturan itu bukan bentuk kezaliman, tapi bentuk kasih sayang.

Sama halnya dengan Allah. Dia Maha Pengasih, makanya Dia kasih kita panduan lengkap lewat Al-Qur'an dan Sunnah. Sholat adalah bagian dari panduan itu. Bukan beban, tapi kebutuhan spiritual kita.

Sholat itu wajib dalam kondisi apapun: perang atau damai, safar atau mukim, sibuk atau lapang, kaya atau miskin, sehat atau sakit. Bahkan ketika sakit parah pun, kita tetap sholat dengan cara yang dimudahkan — duduk, berbaring, atau bahkan dengan isyarat mata kalau sudah sangat lemah.

Hadits "Masuk Surga Karena Rahmat Allah" — Apa Benar Begitu?

Sekarang kita masuk ke argumen kedua yang lebih tricky: "Masuk surga itu karena rahmat Allah, bukan karena amal kita."

Benarkah ini?

Jawabannya: YA, tapi... ada konteks yang harus dipahami dengan benar!

Rasulullah bersabda: "Tidak ada amalan seorang pun yang bisa memasukkannya ke dalam surga, dan menyelamatkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Allah." (HR. Muslim)

Hadits ini memang shahih. Tapi kalau kamu berhenti sampai di situ dan langsung kesimpulan "oh berarti gak perlu sholat dong," kamu salah besar!

Kenapa Hadits Ini Tidak Boleh Disalahgunakan?

Para ulama menjelaskan bahwa maksud hadits ini adalah: amal ibadah kita yang penuh kekurangan tidak setara dengan surga yang sempurna. Surga itu terlalu mahal untuk "dibeli" dengan amal kita yang cuma setitik dibanding luasnya samudra.

Tapi itu bukan berarti amal gak penting! Justru amal adalah jalan atau sebab untuk mendapatkan rahmat Allah.

Analogi Sederhananya:

Hujan (rahmat Allah) turun dari langit. Tapi hujan itu akan mengalir ke tanah yang subur (orang yang beramal). Tanah yang tandus dan keras (orang yang malas ibadah) tidak akan mendapat manfaat dari hujan itu.

Jadi, hujan memang dari Allah, tapi kamu harus siapkan tanahmu supaya bisa dapat manfaatnya!

Ulama menegaskan: "Rahmat Allah akan bersama orang yang berbuat baik. Beramal berarti kita dekat dengan rahmat Allah. Kalau tidak beramal, jauh dari rahmat Allah."

Bahkan lebih tegas lagi disebutkan: orang yang berharap masuk surga karena rahmat Allah tanpa beramal itu termasuk tertipu dengan angan-angannya sendiri dan terjebak dalam paham Murji'ah yang sesat.

Ada Tingkatannya, Bro!

Nah, ini insight yang menarik. Ternyata ada konteks dan tingkatan dalam memahami hadits tentang rahmat Allah ini.

Untuk orang yang belum/tidak sholat:

Yang mereka butuhkan adalah tausiah yang memotivasi untuk beramal, menjelaskan kewajiban sholat, dan bahaya meninggalkannya. Mereka perlu "dicambuk" dengan peringatan keras supaya sadar dan mulai sholat.

Untuk orang yang sudah rajin sholat:

Yang mereka butuhkan adalah tausiah tentang rahmat Allah, supaya tidak ujub (bangga diri), sombong, atau merasa amalnya sudah cukup. Mereka perlu diingatkan bahwa semua yang mereka lakukan tetap butuh rahmat Allah.

Ini yang disebut hikmah dalam berdakwah — memberikan "obat" sesuai "penyakit" spiritual masing-masing orang.

Bayangkan kalau terbalik: orang yang malas sholat malah dikasih tausiah "tenang aja, yang penting rahmat Allah" — wah, bukannya tobat malah tambah males! Sebaliknya, orang yang sudah rajin ibadah kalau terus-terusan dicekoki dengan ancaman neraka, bisa jadi malah ujub dan merasa amalnya sudah jaminan masuk surga.

Hikmah dari Hadits "Masuk Surga Karena Rahmat"

Para ulama menjelaskan bahwa hikmah dari hadits ini adalah supaya orang yang rajin beribadah tidak merasa bangga dengan amalnya. Andai dari hari pertama dilahirkan sampai akhir hayat seseorang beribadah tanpa dosa sedikitpun, itu tetap tidak akan mampu "membayar" surga Allah yang penuh kenikmatan.

Jadi fungsinya untuk mencegah kesombongan, bukan untuk membenarkan kemalasan!

Yang Jadi Masalah Sebenarnya

Intinya, yang jadi masalah besar adalah ketika orang yang TIDAK sholat beralibi dengan "masuk surga karena rahmat Allah".

Ini namanya pembenaran dosa (self-justification) yang sangat berbahaya!

Kenapa ini salah besar?

  1. Membalik logika hadits: Hadits itu untuk mencegah kesombongan orang yang SUDAH beramal, bukan untuk membenarkan orang yang TIDAK beramal.
  2. Kontradiksi logika: Dia mengharap rahmat Allah sambil melanggar perintah Allah. Gimana mau dapat rahmat kalau perintah-Nya diabaikan?
  3. Salah paham cara dapat rahmat: Rahmat Allah justru turun kepada orang yang beramal. Tanpa amal, kita jauh dari rahmat Allah.
  4. Paham sesat: Ini termasuk paham Murji'ah yang menipu diri sendiri dengan angan-angan kosong.

Coba kamu bayangin orang sakit yang tidak mau minum obat, lalu bilang: "Sembuh atau tidak kan tergantung kehendak Tuhan, bukan obatnya. Jadi gak usah minum obat."

Kedengarannya "pasrah kepada Tuhan" ya? Padahal ini bodoh namanya! Allah sudah tetapkan hukum sebab-akibat: mau sembuh ya harus minum obat (ikhtiar). Kesembuhan memang dari Allah, tapi caranya ya dengan usaha kita.

Sama persis dengan sholat. Masuk surga memang karena rahmat Allah, tapi cara mendapat rahmat itu ya dengan sholat dan beramal sholeh!

Kesimpulan: Jangan Sampai Tertipu!

Jadi kalau ada yang bilang "Allah Maha Pengasih, jadi gak papa gue gak sholat" atau "Masuk surga kan karena rahmat Allah, bukan karena sholat," kamu sekarang sudah tahu bahwa argumen itu SALAH TOTAL.

Ini bukan soal pintar-pintaran atau sok alim. Ini soal nyawa kita di akhirat nanti. Jangan sampai kita tertipu dengan pembenaran-pembenaran yang kedengarannya religius tapi sebenarnya menyesatkan.

Ingat selalu: Sifat Allah yang Maha Pengasih tidak menghapus kewajiban kita. Justru karena kasih sayang-Nya, Allah beri kita panduan hidup yang jelas. Dan sholat adalah bagian penting dari panduan itu.

Kalau kamu belum sholat, sekarang saatnya mulai. Kalau kamu sudah sholat, jangan sombong dan terus tingkatkan kualitasnya. Dan kalau ada teman atau keluarga yang berargumen seperti di atas, luruskan dengan hikmah dan kasih sayang.

Wallahu a'lam bishowab. Semoga bermanfaat!

Komentar

© 2020 Nginpoin Blog

Designed by Open Themes & Nahuatl.mx.